Rudal Tomahawk Pilihan AS untuk Serang Suriah


Setelah berbagai pihak mempertanyakan posisinya dalam isu serangan senjata kimia yang terjadi di Khan Seikhoun, Suriah, Selasa pagi lalu (4/4), akhirnya Amerika Serikat menunjukkan keberpihakannya. 



Jumat ini (7/4), Amerika Serikat menyerang Suriah, menembakkan 59 rudal jenis Tomahawk yang diluncurkan kapal perang AS dari timur laut Mediterania. Rudal ini diluncurkan dari kapal USS Ross dan USS Port. 

Dilaporkan Reuters, serangan ini dilancarkan ke pangkalan udara al-Shayrat di Provinsi Homs, area yang dipercaya AS sebagai lokasi militer Suriah untuk menembakkan serangan senjata kimia, sebagai respon terhadap serangan yang membunuh lebih dari 80 orang di Khan Seikhoun tersebut menarik perhatian dunia beserta kecaman keras. 

Serangan Tomahawk disasarkan pada pesawat tempur, area logistik dan bahan bakar, pasokan amunisi, sistem ketahanan udara, dan radar.

Tomahawk, jenis rudal yang digunakan oleh AS dalam serangan kali ini, merupakan salah satu senjata penting yang digunakan dalam sejarah peperangan AS. dengan kapasitas tampung hingga 454 kilogram hulu ledak. Senjata ini terakhir kali digunakan pada Oktober tahun lalu, diluncurkan dari Laut Merah  untuk menyerang pemberontak Houthi di Yaman.

Di tahun 2014, Tomahawk juga digunakan untuk menyerang area-area yang dikuasai oleh Khorasan Group, jaringan teroris yang berafiliasi dengan al-Qaeda. Dalam serangan ini, AS meluncurkan 47 tomahawk dari dua kapal perang --the USS Philippine Sea di teluk Persia dan USS Arleigh Burke di Laut Merah.

Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh Tomahawk adalah rudal ini dapat ditembakkan dari kendali jarak jauh. Rudal ini dapat diluncurkan dalam jarak sekitar 1.610 kilometer dari pusat kendali sebagai jarak aman dalam menghadapi serangan udara musuh. 

Sementara itu, untuk pertahanan perangnya, Suriah menggunakan misil jenis S-200 dan turut disokong Rusia menggunakan misil S-300 dan S-400 yang memiliki sistem radar lebih baik dan memiliki waktu terbang lebih cepat.

Selain keunggulan dalam segi otomatisasi, Tomahawk juga mampu membawa bom tandan yang diledakkan pada target, menimbulkan dampak kehancuran pada target kendaraan perang, logistik perang, dan pesawat tempur milik lawan.

Bila pemerintahTrump akhirnya memutuskan untuk menggunakan pesawat tempur dengan awak untuk memperkuat serangan, maka kemungkinan besar pilihan akan jatuh pada jet tempur angkatan laut Harrier yang kini unitnya sudah tersedia di kapal perang AS di Laut Mediterania sejak Rabu (5/4).

Selain di Laut Mediterania, kapal induk USS George H.W. Bush juga sudah berada di teluk Persia. Namun, lokasi ini dirasa terlalu jauh dari area yang ditargetkan, sehingga kapal perang yang berada di Laut Mediterania menjadi titik pilihan untuk penyerangan terhadap Suriah kali ini. 
Share on Google Plus

About Unknown

Blog ini dibuat atas ketertarikan dan minat kami dengan website dan juga sebagai media sosial berbagi Info Menarik serta Hiburan lainnya.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar